LAMPUNG TIMUR, GEMADIKA.com – Viral di media sosial, insiden penusukan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sukadana beberapa hari lalu telah memicu banyak pertanyaan dan perhatian. Wartawan Media Gemadika.com melaporkan bahwa seorang tahanan mengalami penusukan oleh sesama tahanan, pada Selasa (8/10/2024).
Sehari setelah pemberitaan tersebut viral Muklis selaku Ketua PWI mendatangi Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sukadana dengan maksud bersilaturahmi.
Namun dihari yang sama beberapa awak Media yang datang dan menunggu di luar Lapas Kelas IIB Sukadana untuk melakukan Konfirmasi lebih lanjut kepada Kepala Rutan Kelas ll B Sukadana, namun Kepala Rutan tersebut menolak untuk di temui dengan alasan “bahwa hari ini tidak bisa menemui awak Media,” ungkap salah seorang pegawai penjaga pintu.
Selanjutnya, Muklis mengeluarkan pernyataan terkait insiden tersebut, yang dilansir oleh media rilis.id. Dalam pemberitaannya, Muklis dianggap tidak berpihak kepada awak media dan keluarga korban, yang kemudian menimbulkan ketersinggungan dari Hairul, keluarga korban.
Hairul pun mengeluarkan pemberitaan yang disiarkan oleh Media Gemadika.com pada tanggal 8/10/2024, yang berjudul “Mantan Ketua KWRI Lampung Timur Sesalkan Pernyataan Ketua PWI Terkait Peristiwa di Rutan Klas IIB Sukadana.”
Kepala PWI Lampung Timur Muklis kemudian menghubungi wartawan media Gemadika.com melalui telepon dan pesan WhatsApp untuk memberikan hak jawabnya.
Dia menyatakan bahwa jika pernyataannya tidak diluruskan, dia tidak segan untuk membawa masalah ini ke ranah hukum.
“Saya Muklis selaku Ketua PWI Lampung Timur, ingin memberikan klarifikasi terkait pemberitaan yang beredar mengenai pernyataan saya atas insiden yang terjadi di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Sukadana,” ungkap Muklis.
Dan Saya merasa perlu untuk meluruskan beberapa hal yang dianggap keliru dan untuk menjelaskan posisi PWI dalam konteks ini.
“Yang pertama, saya ingin menegaskan bahwa saya tidak pernah mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan atau menyatakan bahwa para awak media tidak profesional, sebagai seorang Ketua PWI, saya memiliki tanggung jawab untuk mendukung para jurnalis dan menghormati karya mereka, tuduhan bahwa saya berpihak secara sepihak atau melakukan intervensi dalam pemberitaan adalah tidak benar,” tegas Muklis.
“Kedua, saya menghargai karya jurnalistik yang dihasilkan oleh rekan-rekan media dan memahami bahwa setiap berita yang diterbitkan memiliki proses dan konfirmasi tersendiri, oleh karena itu jika ada kesalahpahaman atau ketidakpuasan terkait laporan yang diterbitkan, seharusnya hal tersebut dibahas secara langsung kepada saya sebagai Ketua PWI atau melalui dialog yang konstruktif, bukan melalui tuduhan yang dapat merugikan citra organisasi dan para Jurnalis,” ungkap Muklis.
“Ketiga, saya ingin menekankan pentingnya menjaga komunikasi yang baik antara lembaga pemasyarakatan dan media, jika ada pihak yang merasa terdiskriminasi dengan pemberitaan, kami sangat terbuka untuk melakukan diskusi lebih lanjut untuk menjembatani perbedaan pendapat yang ada, tentu saja, hak jawab atau klarifikasi dapat digunakan untuk memberikan perspektif yang seimbang kepada public,” ujarnya.
“Ke empat, kami di PWI berkomitmen untuk menjadi mitra yang profesional dan bertanggung jawab dalam setiap aspek keterlibatan kami, saya berharap ini bisa menjadi kesempatan untuk saling belajar dan memperbaiki hubungan antara media dan lembaga terkait, ” tutup Muklis.
“Demikian hak jawab ini kami sampaikan, semoga bisa memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai posisi kami dalam situasi ini, ” tambahnya. (fatullah)