GEMADIKA.com – Setiap tahun Indonesia memperingati tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Tanggal ini juga dikenal sebagai hari terjadinya Pertempuran Surabaya, salah satu peristiwa penting dalam sejarah Republik Indonesia. Lantas, bagaimana sejarah di balik peringatan ini?

Sejarah Hari Pahlawan
Pada 31 Agustus 1945, pemerintah Indonesia mengeluarkan maklumat yang berisi seruan untuk mengibarkan bendera Sang Saka Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia mulai 1 September 1945. Maklumat ini disambut dengan antusias oleh seluruh rakyat Indonesia, termasuk di Surabaya. Tak lama setelah itu, pada 25 September 1945, tentara Inggris yang tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) dan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) mendarat di Jakarta dan Surabaya. Mereka datang dengan tujuan utama untuk melucuti tentara Jepang dan memulangkan mereka ke negara asal.

Namun, di balik itu semua, Inggris memiliki niat terselubung untuk menjadikan Indonesia kembali sebagai koloni Belanda, padahal Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Hal ini memicu kemarahan rakyat Indonesia, apalagi setelah pengibaran bendera Belanda di Hotel Yamato yang semakin memanaskan situasi. Sebagai bentuk protes, sejumlah pemuda Indonesia mendatangi hotel tersebut dan merobek bagian biru pada bendera Belanda sehingga hanya tersisa merah dan putih.

Baca juga :  Longsor Hebat di Tasikmalaya: Tebing 20 Meter Tutup Jalur Utama Garut-Tasikmalaya

Situasi semakin tegang, dan pada akhirnya, Jenderal D.C. Hawthorn dari Inggris meminta bantuan Presiden Sukarno untuk meredakan keadaan. Kemudian, pada 29 Oktober 1945, Inggris dan Indonesia menandatangani perjanjian gencatan senjata yang sempat menstabilkan keadaan. Namun, tidak lama setelah itu, kesalahpahaman yang terjadi mengakibatkan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris.

Sebagai respons, Mayor Jenderal Robert Mansergh, pengganti Mallaby, mengeluarkan ultimatum yang meminta semua pemimpin dan orang Indonesia yang bersenjata untuk menyerahkan diri. Ultimatum tersebut diberikan dengan batas waktu hingga pukul 06.00 pada 10 November 1945.

Namun, alih-alih takut, rakyat Indonesia di Surabaya justru bersatu untuk melawan. Melalui pidato yang penuh semangat dari Bung Tomo, semangat juang rakyat Indonesia semakin menggelora. Ribuan pejuang Indonesia pun tergerak untuk mempertahankan kemerdekaan. Pertempuran besar pun pecah pada 10 November 1945, yang mengorbankan ribuan jiwa pahlawan Indonesia. Sejak itulah, setiap tanggal 10 November kita memperingati Hari Pahlawan.

Baca juga :  Bencana Hidrometeorologi Ancam Indonesia, Menko Praktikno: Pastikan Kesiapan Seluruh Pihak

Makna Peringatan Hari Pahlawan
Peringatan Hari Pahlawan bukan hanya untuk mengenang jasa para pejuang, tetapi juga untuk mengajarkan nilai-nilai penting kepada generasi muda. Di antaranya adalah kegigihan, kejujuran, pantang menyerah, serta kewajiban untuk melakukan hak dan tugas. Selain itu, Hari Pahlawan juga mengajarkan pentingnya mempertahankan kemerdekaan dengan cara-cara positif, seperti belajar dengan tekun, menolong teman yang kesulitan, meraih prestasi di bidang yang diminati, serta menghargai orang lain dengan ucapan terima kasih, maaf, dan tolong.

Semoga dengan memperingati Hari Pahlawan, kita semakin menghargai perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan demi kemerdekaan Indonesia. (artikel ini di lansir daari kumparan)