SOLO, GEMADIKA.com – Pengajian Akbar yang digelar oleh Gus Iqdam di Alun-alun Mangkunegaran, menjadi sangat ramai karena kehadiran banyak pedagang es teh dan jajanan lainnya.
Suasana yang seharusnya khusyuk untuk mendengarkan ceramah justru dipenuhi oleh pedagang yang menawarkan berbagai camilan, seperti cilor dan telur gulung. Hal ini tentu saja mengganggu kenyamanan pengunjung yang ingin fokus pada acara pengajian, pada Minggu (8/12/2024).
Penyebab kejadian ini berhubungan dengan insiden yang melibatkan Miftah Maulana, yang dikenal dengan nama Gus Miftah. Sebelumnya, Gus Miftah menjadi viral setelah mengolok-olok seorang pedagang es teh bernama Sunhaji dalam sebuah video.
Video tersebut mendapat kecaman luas dari masyarakat, dan akhirnya Gus Miftah memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama. Keputusan ini menambah sorotan publik terhadap dirinya.
Setelah video viral tersebut, banyak pedagang es teh yang hadir di pengajian Gus Iqdam di Solo, mungkin untuk mencari perhatian atau mendapatkan keuntungan dari situasi yang terjadi. Bahkan, dalam video yang beredar di media sosial, Gus Iqdam terlihat membeli dagangan dari para pedagang dan memberikannya kepada jamaah yang hadir.
“Terus yang sudah dibayar Kang Jebor, tolong dibagikan ke jamaah,” kata Gus Iqdam kepada asistennya. Ini menunjukkan bahwa meskipun suasana ramai, Gus Iqdam berusaha untuk menjaga suasana tetap positif dan ceria.
Namun, kehadiran para pedagang ini tidak lepas dari komentar warganet. Beberapa orang merasa bahwa banyaknya pedagang membuat acara menjadi tidak nyaman, dan ada yang berpendapat, “Malah ganggu jamaah, seharusnya ada area khusus untuk jualan.”
Sementara itu, ada juga yang melihat fenomena ini sebagai dampak langsung dari viralnya video Gus Miftah yang menghina pedagang es teh.
“Gara-gara video Gus Miftah, pengajian Gus Iqdam jadi ramai pedagang es teh,” komentar beberapa warganet.
Setelah insiden olok-olok yang melibatkan Gus Miftah, banyak orang yang memberikan reaksi beragam. Sahabat Miftah, Deddy Corbuzier, menganggap keputusan Miftah untuk mundur adalah langkah yang tepat, mengingat dampak sosial yang ditimbulkan dari ucapannya. Deddy juga menyebutkan bahwa meskipun Gus Miftah dikenal dengan gaya bercandanya, ia perlu bertanggung jawab atas kata-katanya.
Namun, di sisi lain, Sunhaji, pedagang es teh yang sempat dihina, justru memilih untuk memaafkan Gus Miftah. Dalam video emosional yang diunggah, Sunhaji berharap agar Presiden Prabowo menolak pengunduran diri Gus Miftah dan mengingatkan bahwa mereka sudah saling memaafkan.
Kejadian ini menunjukkan bagaimana sebuah video bisa memicu reaksi besar di masyarakat, bahkan membawa dampak tak terduga. Apa yang awalnya hanya bercanda bisa menjadi masalah besar yang melibatkan banyak pihak. Begitu sebuah video viral, dampaknya bisa meluas, mempengaruhi cara orang berpikir dan bertindak. Pedagang yang awalnya hanya mencari nafkah kini menjadi bagian dari fenomena viral yang melibatkan banyak komentar dari masyarakat.
Fenomena ini juga membuka perbincangan lebih luas mengenai etika berinteraksi di media sosial dan pentingnya mempertimbangkan dampak dari setiap kata yang diucapkan. Meski begitu, kejadian ini juga menunjukkan sisi positif, di mana banyak pihak yang memilih untuk saling memaafkan dan menjaga hubungan baik. (mnztd)