LUBUK LINGGAU, GEMADIKA.com – Dalam upaya mendukung program swasembada pangan nasional pada 2025, Polres Lubuklinggau bersama Pemerintah Kota Lubuklinggau meluncurkan gerakan penanaman jagung serentak dengan target lahan seluas 1 juta hektar. Kegiatan ini secara simbolis dimulai pada Selasa, 21 Januari 2025, di Kelurahan Rahma, Kecamatan Lubuklinggau Selatan I.

Program ini merupakan kolaborasi strategis antara Polri, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat. Kelurahan Rahma menjadi lokasi percontohan dengan lahan seluas 7 hektar dari total 31 hektar lahan potensial yang tersedia di Kota Lubuklinggau.

Kapolres Lubuklinggau, AKBP Bobby Kusumawardhana, menekankan pentingnya keberlanjutan program ini untuk mencapai target yang telah dicanangkan.
“Kegiatan ini adalah langkah awal dari penanaman jagung secara serentak. Kami akan terus berkoordinasi dengan kelompok tani untuk memastikan pelaksanaan berjalan sesuai rencana. Dengan total 31 hektar lahan terdata di Lubuklinggau, kami optimis target bisa tercapai,” ujar Kapolres Bobby.

Baca juga :  Babinsa Koramil 15 Ngombol Dampingi Vaksinasi PMK di Desa Wonosari, Purworejo

Ia juga menyatakan bahwa inisiatif ini sejalan dengan visi Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk memperkuat ketahanan pangan melalui sinergi lintas sektoral.

Peran Pemerintah Daerah dan  Dukungan Masyarakat

Sekretaris Daerah Kota Lubuklinggau, H. Trisko Defriyansa, menjelaskan bahwa pemerintah daerah berperan aktif dalam mendukung pelaksanaan program, mulai dari penyediaan lahan, distribusi bibit, hingga pendampingan teknis kepada kelompok tani.
“Hari ini, penanaman dimulai di lahan seluas 7 hektar di Kelurahan Rahma. Selanjutnya, program ini akan diperluas ke delapan kecamatan lainnya di Kota Lubuklinggau,” terangnya.

Baca juga :  Honorer R3 Gelar Aksi di DPRD Lubuk Linggau, Berikut 5 Tuntutan Utamanya

Selain itu, Trisko menegaskan pentingnya peran aktif masyarakat, perusahaan, dan pihak perorangan dalam menyukseskan program ini, termasuk dalam penyediaan bibit dan pengelolaan lahan.

Peran Bulog juga menjadi salah satu fokus utama, khususnya dalam memastikan hasil panen jagung memiliki harga jual yang stabil.
“Kami akan memastikan proses pasca-panen berjalan lancar, termasuk memastikan Bulog membeli hasil panen sesuai harga yang telah ditentukan,” tambahnya.

Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi jagung, tetapi juga memperkuat perekonomian petani lokal melalui distribusi hasil panen yang lebih terorganisir.(Rls/Hdyt)