REMBANG, GEMADIKA.com – Lasem, sebuah wilayah kecil di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menyimpan sejarah panjang yang kerap luput dari perhatian. Pada masa kejayaan Majapahit, Lasem pernah menjadi salah satu kadipaten penting, bahkan eksistensinya tercatat lebih dahulu dibanding Rembang itu sendiri. Tak heran jika wilayah ini berkembang menjadi pusat peradaban Islam di pesisir utara Pulau Jawa.

Salah satu bukti nyata kejayaan itu kini bisa dinikmati melalui Museum Islam Nusantara yang berada di kompleks Masjid Jami’ Lasem. Museum ini bukan hanya menyimpan benda-benda sejarah bernilai tinggi, namun juga menjadi simbol kekayaan budaya dan lintas etnis yang membentuk wajah Islam di Indonesia.

Baca juga :  Dandim 0708 Pimpin Upacara Korps Raport, 55 Prajurit Kodim Purworejo Naik Pangkat

Yang menarik, meskipun museum ini berdiri di tanah Lasem, desain bangunannya justru menonjolkan nuansa budaya Minangkabau yang khas—yakni arsitektur Rumah Gadang—dengan sedikit sentuhan atap Rumah Joglo yang mencirikan budaya Jawa.

Museum Islam Nusantara di Lasem dengan desain unik perpaduan Rumah Gadang dan Joglo – simbol harmonisasi budaya Islam Nusantara.

Perpaduan arsitektur tersebut bukan tanpa alasan. Itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Sultan Mahmud Al Minangkabawi, seorang murid dari Sunan Bonang, yang juga merupakan raja dari Minangkabau. Beliau rela meninggalkan singgasana kerajaannya demi menuntut ilmu agama Islam di Lasem.

Baca juga :  Ziarah Penuh Makna: Membuka Tabir Sejarah Makam Waliyullah Kyai Hasan Munadi di Nyatnyono

“Sultan Mahmud banyak menurunkan ulama-ulama besar di Lasem.”

Kisah ini menjadi bukti kuat bagaimana Lasem menjadi titik temu antara budaya, kekuasaan, dan keilmuan Islam. Tak hanya menjadi pusat pendidikan Islam, Lasem juga menjadi simpul penting dalam penyebaran agama ke berbagai penjuru Nusantara.

Museum Islam Nusantara diresmikan pada tahun 2023 oleh Sandiaga Salahuddin Uno, saat menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).

joko purnomo