GEMADIKA.com – Pengolahan air bersih merupakan sebuah proses yang dilakukan dengan tujuan untuk memusnahkan zat dan partikel entah itu yang bersifat kimia, fisika, maupun biologis yang dinilai bisa membahayakan air yang digunakan oleh masyarakat.

Hasil dari pengolahan air tersebut nantinya menghasilkan air yang bersih, tidak berbau, tidak berwarna, dan juga aman untuk digunakan. Selain memperhatikan kualitasnya, pengolahan air juga perlu memperhatikan sifat dari air tersebut agar hasilnya tidak bersifat korosif yang bisa merusak pipa.

Air bersih selain bisa didapatkan secara alami juga bisa didapatkan dari proses pengolahan terlebih dahulu. Perusahaan atau pihak yang melakukan pengolahan air ini akan berusaha untuk menghasilkan air bersih yang sesuai dengan standar kelayakan.

Dari sumber air yang belum diolah itu ada kemungkinan terkandung bakteri, virus, bahan kimia, polutan, dan partikel berbahaya lainnya yang bisa menyebabkan penyakit. Maka dari itu proses pengolahan air ini penting untuk dilakukan.

Tahapan pertama dari proses pengolahan air umumnya dimulai dengan proses koagulasi. Proses ini dilakukan dengan cara menambahkan tawas atau aluminium sulfat cair ke dalam air yang masih mentah alias belum dilakukan pengolahan.

Baca juga :  Persiapkan Pemain Muda Berbakat, Mirza Optimis Juara Liga 4 Jatim Zona Madura

Tawas yang ditambahkan pada air akan membuat kotoran-kotoran yang terkandung di dalam air mengalami penggumpalan.

Berikutnya kotoran yang saling menyatu itu akan membentuk gumpalan besar yang disebut dengan flok. Ukuran flok yang cenderung besar tersebut kemudian akan dihilangkan melalui proses penyaringan/ filtrasi.

Selesai penyaringan, hasil air yang sudah tidak lagi memiliki partikel tersebut kemudian akan diberi desinfektan. Proses desinfeksi ini umumnya dilakukan sebelum air memasuki sistem distribusi.

Pemberian desinfektan ini memiliki tujuan untuk memusnahkan bakteri, virus, dan juga parasit di dalam air yang bisa menyebabkan penyakit. Selain menggunakan desinfektan, proses ini juga bisa digantikan dengan menggunakan klorin dengan fungsi yang juga sama untuk membasmi kuman.

Kemudian ada juga proses pengeringan lumpur, proses ini terjadi ketika padatan yang sebelumnya dihilangkan dari air pada proses pengendapan dan penyaringan dialihkan ke danau pengeringan.

Baca juga :  Polemik Kepemilikan Tanah PT KAI, Menteri Nusron Bakal Temui Sultan Yogyakarta

Berikutnya, ada proses fluoridasi air yang dilakukan dengan cara memberikan fluorida secara terkontrol ke tempat persediaan air untuk masyarakat. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah kerusakan pada gigi.

Sebelum air didistribusikan ke masyarakat melalui saluran pipa, perlu dilakukan pengoreksian pH terlebih dahulu. Proses mengoreksi pH ini dilakukan dengan tujuan untuk menstabilkan air agar efek korosi bisa diminimalisir.

Umumnya, pengoreksian atau penyesuaian pH ini dilakukan dengan cara mencampurkan senyawa kapur ke dalam air yang disaring.

Itulah proses tahapan dasar yang umumnya dilakukan untuk mengolah air menjadi bersih. Perlu diketahui juga bahwa proses-proses di atas mungkin saja berbeda di setiap tempat.

Perbedaan tahapan tersebut biasanya dipengaruhi oleh fasilitas dan juga teknologi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Perbedaan proses pengolahan air menjadi air bersih juga bergantung kepada jenis air yang akan diolah tersebut. (Reza Ori)