GEMADIKA.com – Di Indonesia, terutama yang jauh dari perkotaan sumber air bersih sulit didapatkan. Bahkan beberapa penelitian meragukan perihal merebus air hingga mendidih dirasa sudah kurang efektif membunuh bakteri.
Salah satu peneliti yang berasal dari UNPAD melakukan perhitungan bakteri air dari hasil rebusan dan air dari depot air minum isi ulang di 55 rumah tangga. Temuan yang mereka dapat adalah 45% air isi ulang mengandung bakteri dan sebagian air hasil rebusan masih mengandung bakteri.
Faktanya memang masih banyak orang yang menganggap bahwa merebus air sampai mendidih merupakan cara terbaik untuk membunuh bakteri dalam air. Namun, kondisi saat ini merebus air sampai mendidih tidak cukup efektif. Selain membutuhkan waktu yang cukup lama, merebus air memerlukan pengeluaran untuk membeli bahan bakar apalagi LPG yang semakin mahal.
Solusi yang dapat dilakukan dan alternatif untuk mendapatkan air minum yang aman menggunakan filter air. Filter air mampu mengubah air sumur kotor, air keran/ PDAM, air hujan, dan air sungai sehingga air dapat diminum dengan aman tanpa perlu direbus, filter sudah mampu membunuh bakteri yang ada di dalam air.
Journal of International Dental and Medical Research menyampaikan bahwa Perbandingan Kualitas Air Minum dari hasil penelitian UNPAD mendapatkan temuan di negara-negara berkembang terkait metode perawatan utama air ledeng menjadi air minum yang aman dari segi merebus dan filterisasi.
Data menyebutkan bahwa 1,1 miliar orang atau 21,6% dari sampel populasi berpenghasilan menengah ke bawah ternyata masih menggunakan proses perebusan. Hanya saja, saat merebus, air harus dipanaskan pada 60-100 °C fungsinya memastikan inaktivasi patogen mikrobiologis. Kekurangan dari metode ini tidak efektif menghilangkan semua kontaminasi bahan kimia.
Dari ulasan tadi, Kita bisa menyimpulkan bahwa merebus air hanya bisa mematikan aktivasi bakteri tapi tidak bisa menghilangkan semua kontaminasi bahan kimia. (Reza Ori)