BLORA, GEMADIKA.com – Salah satu konsep yang muncul sebagai alternatif ramah lingkungan adalah penggunaan ecoenzyme. Ecoenzyme adalah cairan fermentasi yang terbuat dari bahan-bahan organik dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari pertanian hingga kebersihan rumah tangga.
Di Kabupaten Blora Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora Ir. Samgautama Karnajaya menyampaikan apresiasi kepada relawan yang terus bersemangat sesarengan membuat cairan Eco Enzyme ramah lingkungan.
“Kami memberikan apresiasi positif atas kiprah yang telah dilakukan oleh para relawan Eco Enzyme Nusantara Blora,” kata Kepala DPUPR Kabupaten Blora Samgautama Karnajaya saat memonitor relawan membuat cairan Eco Enzyme di ruang terbuka dinas setempat, Jumat (26/7/2024) lalu.
Ia mengatakan pembuatan cairan Eco Enzyme tidak hanya kali ini saja, sebelumnya telah dilaksanakan pada tahun 2023 bekerja sama dengan SMPN 6 Blora, SD Katolik Krida Dharma dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora.
“Semoga langkah cerdas dan memberi nilai manfaat bagi kehidupan manusia yang dilaksanakan oleh para relawan Eco Enzyme Nusantara Blora mampu memberi motivasi dan inspirasi bagi masyarakat khususnya di Blora,” ungkapnya.
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) DPUPR Blora, Pipit Windri Aryati, menjelaskan, relawan Eco Enzym Nusantara Kabupaten Blora yang dikomandani, melakukan pembuatan cairan ramah lingkungan kali ini sebagai persiapan dan upaya berpartisipasi memberi dukungan pada program nasional dalam rangka menyambut HUT ke-5 Eco Enzym Nusantara yang akan diperingati pada Oktober 2024.
“Pembuatan Eco Enzyme dilakukan Selasa 23 Juli 2024 dan Jumat 26 Juli 2024 masing-masing 100 liter,” jelas Pipit.
Dikatakannya, tema yang diambil “Berbagi untuk Bumi” sebuah gerakan serentak penyelamatan sampah organik.
“Jadi setiap wilayah membuat Eco Enzyme 100 liter sehingga seluruh Nusantara mencapai 20 ton Eco Enzyme untuk bumi Indonesia,” tandasnya.
Menurut Pipit, telah tersedia 60 kg sampah organik berupa kulit pisang, kulit buah semangka, kulit melon, kulit jeruk, kulit nanas, kulit buah naga,bbunga kenanga dan pandan.
Rencananya 200 liter hasil proses fermentasi berupa Eco Enzyme akan dikembalikan ke bumi, yakni di kali/sungai grojogan yang membelah tengah kota Blora.
“Saat ini air sungai keruh dan berbau. Dengan adanya gerakan penuangan Eco Enzyme sangat diharapkan kembali airnya jenih dan banyak ikannya,” tuturnya.
Sebagai warga masyarakat Pipit merasa nuraninya terpanggil dan ikut bertanggung jawab kepada kelestarian lingkungan.
“Dengan membuat Eco Enzyme yang dibagikan ke anggota masyarakat dan dituangkan ke sungai kita telah belajar berbagi dan ikut andil menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama umat dan untuk anak cucu serta memberi kontribusi positif bagi kelestarian lingkungan hidup,” tuturnya.
Eco Enzyme, atau juga dikenal sebagai ramuan 3M (3M Magic), adalah cairan hasil fermentasi dari campuran buah-buahan, sayuran, dan gula yang diolah secara alami. Proses fermentasi ini melibatkan mikroorganisme seperti bakteri asam laktat dan ragi. (ris)