JAKARTA, GEMADIKA.com – Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik Roma, dijadwalkan akan mengunjungi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (05/09/2024) pagi.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat hubungan antaragama dan menegaskan komitmen bersama dalam isu-isu kemanusiaan. Selama kunjungan tersebut, akan dilakukan pembacaan ayat-ayat dari Al-Qur’an dan Injil serta penandatanganan dokumen kemanusiaan yang melibatkan berbagai tokoh lintas agama.
Pembacaan Ayat Suci Acara dimulai dengan pembacaan ayat-ayat dari Al-Qur’an dan Injil. Ayat Al-Qur’an akan dibacakan dalam bahasa Arab dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Inggris, sedangkan ayat Injil akan dibacakan dalam bahasa Indonesia dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Ayat Injil yang akan dibacakan adalah Lukas 10:25-37, yang dikenal dengan cerita tentang seorang Samaria yang baik hati.
Pidato dan Deklarasi Setelah pembacaan ayat-ayat suci, imam besar Masjid Istiqlal akan memberikan pidato pembukaan secara online. Selanjutnya, Paus Fransiskus akan menyampaikan pidato yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Acara akan diakhiri dengan pembacaan deklarasi antarlintas agama yang menegaskan kesepakatan universal terkait isu-isu kemanusiaan.
Penandatanganan Dokumen Kemanusiaan Dokumen kemanusiaan yang akan ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan para tokoh lintas agama akan menegaskan komitmen bersama untuk mengatasi isu-isu kemanusiaan dan mempromosikan toleransi antaragama.
Untuk meningkatkan kenyamanan acara dan memudahkan pengambilan gambar oleh media, acara ini akan berlangsung di luar area Masjid Istiqlal. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa media dapat mendapatkan gambar dengan latar belakang Masjid Istiqlal, yang merupakan simbol penting dalam pertemuan ini.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, menyatakan bahwa kunjungan Paus Fransiskus akan menjadi momen penting yang menonjolkan toleransi antara Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal.
Menurutnya, Masjid Istiqlal yang berseberangan dengan Gereja Katedral Jakarta merupakan simbol nyata kerukunan antaragama yang dihubungkan oleh Terowongan Silaturahmi sebagai simbol kuat toleransi antaragama.
“Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral bukan hanya simbol toleransi antara Islam dan Katolik, tetapi juga antara semua agama. Baik di Istiqlal maupun Katedral, sering diadakan dialog antaragama yang memperkuat kerukunan,” ungkap Nasaruddin Umar pada Rabu kemarin.
Nasaruddin Umar juga menekankan tanggung jawab Indonesia dalam menunjukkan toleransi dan perdamaian antaragama.
“Masjid Istiqlal, sebagai simbol semangat tersebut, selalu berupaya memperlihatkan wajah Islam yang inklusif dan penuh cinta kasih. Melalui kerja sama dan dialog lintas agama, Masjid Istiqlal terus mempromosikan pesan-pesan perdamaian dan persaudaraan,” tambahnya.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal adalah kesempatan berharga untuk memperkuat hubungan antaragama dan menegaskan komitmen bersama dalam isu-isu kemanusiaan.
Acara ini akan diwarnai dengan pembacaan ayat-ayat suci dari Al-Qur’an dan Injil, pidato, dan penandatanganan dokumen kemanusiaan yang melibatkan tokoh-tokoh lintas agama. Semoga kunjungan ini menjadi langkah positif dalam mempromosikan toleransi dan perdamaian di tingkat global. (MonD)