JAKARTA, GEMADIKA.com – Pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto tinggal menghitung hari, sejumlah calon Menteri telah dipanggil untuk mendapatkan pengarahan. Dari calon Menteri tersebut, ada jatah menteri yang diberikan kepada kader PKB yang notabene tidak mendukung pasangan Prabowo-Gibran pada Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu.
Hal ini ditanggapi Effendi Choirie yang merupakan Politisi Partai Nasdem, Ia mengatakan politisi harusnya menjunjung tinggi etika dan rasa malu, bukan sekadar merebut kursi kekuasaan.
“Berpolitik itu, tetap harus berbasis moral, menjunjung tinggi etika dan rasa malu. Pasalnya, politisi itu perlu menilai sikap kepantasan, kepatutan dan bukan sekadar merebut kursi kekuasaan,” kata Efendi, Kamis (17/10/2024).
Gus Choi yang merupakan sapaan akrabnya menjelaskan bahwa dalam berdemokrasi itu ada yang kalah dan ada menang, hal itu merupakan kompetisi dan kontestasi.
“Yang menang kita beri kesempatan untuk memimpin dan pihak yang kalah harus menerima dengan sportif dan otomatis berada di luar kekuasaan,” ujarnya lagi.
Menurut kader Nahdlatul Ulama itu, berdemokrasi dan berpolitik itu menjadi bermoral, beretika dan tahu diri sehingga dapat membuat jalannya demokrasi menjadi sehat.
“Demokrasi membutuhkan check and balances. Dalam konteks politik hari ini, ada dua contoh yang baik. Yaitu, PDIP yang kalah pilpres (tak ada stetemen dukung kekuasaan) bergabung dan tidak mengajukan nama kadernya masuk kabinet ikut dalam pemerintahan,” paparnya.
lanjut Gus Choi, dalam Pilpres lalu Nasdem dan PKS merupakan pihak yang kalah. Namun memerima kekalahan dan memberikan dukungan kepada Prabowo selaku presiden terpilih.
Ia juga menjelaskan Partai Nasdem tidak mengajukan kader dan tak ingin masuk dalam Kabinet Prabowo-Gibran di pemerintahan mendatang.
“Dengan alasan tahu diri, menjaga etika dan tetap mengedepankan moral politik. Artinya, kalau tidak berkeringat, namun ikut menikmati hasilnya. Ya, Itu namanya berpolitik tak punya urat malu, hanya punya kemaluan. Itu prilaku politik Sontoloyo, contoh buruk bagi generasi muda,” imbuhnya. (Reza Ori)