MAROS, GEMADIKA.com – Aksi kekerasan geng motor kembali meresahkan masyarakat Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Kali ini, seorang relawan Palang Merah Indonesia (PMI) bernama Wawan (22) menjadi korban serangan menggunakan busur panah saat hendak menjalankan tugas kemanusiaan untuk mengevakuasi korban kecelakaan lalu lintas, Kamis dini hari (20/3/2025).
Insiden penyerangan terjadi di Jalan Poros Maros-Makassar, tepatnya di kawasan Maccopa dekat Jembatan Timbang, Kecamatan Turikale. Wawan diserang ketika sedang menunggu kedatangan ambulans yang akan digunakan untuk mengevakuasi korban kecelakaan.
“Waktu mendapat kabar ada kecelakaan, kami langsung bersiap sekitar pukul 4 subuh untuk melakukan evakuasi. Saat menunggu ambulans di jalan poros dekat jembatan timbang, tiba-tiba rombongan anak muda yang melintas menggunakan sepeda motor membusur ke arah kami,” ungkap Wawan kepada wartawan, Kamis (20/3/2025).
Tanpa ada firasat buruk sebelumnya, Wawan menjadi sasaran aksi brutal sekelompok pengendara motor yang melintas di lokasi tersebut. Ia mengaku tidak menaruh curiga saat melihat rombongan motor yang melaju di jalanan.
“Kurang lebih (terduga pelaku) ada empat sampai lima motor saling berboncengan (melintas),” katanya.
Wawan baru menyadari telah menjadi korban pembusuran ketika merasakan ada benda yang tersangkut di celananya, yang ternyata adalah busur panah yang mengenai bagian pinggang kirinya.
“Awalnya saya tidak curiga, tapi tiba-tiba saya merasa ada yang nyangkut di celana. Ternyata busur mengenai pinggang depan kiri saya,” ungkapnya.
“Pas dikena (busur) baru saya sadar. Itupun tersangkut di celana busurnya baru saya tahu. Ada luka kecil di bagian pinggang depan sebelah kiri,” tambahnya menjelaskan kronologi kejadian.
Beruntung, luka yang dialami Wawan tidak terlalu serius sehingga ia masih dapat melanjutkan tugasnya untuk membantu evakuasi korban kecelakaan.
“Alhamdulillah, hanya luka kecil. Cuma baju saya saja yang sobek karena busur,” tambahnya.
Menanggapi kejadian tersebut, Kasat Reskrim Polres Maros, Iptu Aditya Pandu DS mengaku telah mengetahui insiden penyerangan terhadap relawan PMI tersebut. Pihaknya sudah menerjunkan personel ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan pengecekan dan penyelidikan.
“Iya monitor (kasus pembusuran relawan PMI), anggota ada yang ke TKP. Saya menunggu info laporan, info (korban) buat LP atau tidak,” tutur Iptu Pandu.
Kasus serupa juga terjadi pada hari yang sama kepada remaja berinisial ZK (17) yang juga menjadi korban pembusuran geng motor di wilayah Butta Toa, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros. Aksi penyerangan tersebut terjadi pada Kamis (20/3) dini hari.
Kasubsi Penmas Polres Maros, Ipda Marwan Afriady, memberikan keterangan lengkap mengenai kejadian yang menimpa remaja tersebut.
“Berdasarkan keterangan saksi telah terjadi aksi pembusuran yang dilakukan oleh pelaku sebanyak 8 orang menggunakan 4 unit motor berboncengan,” ujar Ipda Marwan Afriady kepada wartawan, Kamis (20/3/2025).
Menurut keterangan Marwan, para pelaku membuntuti korban di jalanan dan kemudian salah satu dari mereka melepaskan anak panah busur ke arah korban.
“Pelaku langsung memepet korban dan langsung melepaskan anak panah busur ke arah korban dan mengenai pinggang sebelah kanan,” tuturnya.
Setelah melakukan aksi penyerangan, para pelaku langsung melarikan diri ke arah Kota Makassar. Sementara itu, korban segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Pihak kepolisian berhasil mendapatkan informasi tentang kendaraan yang digunakan oleh para pelaku berdasarkan kesaksian rekan korban yang sempat melihat dua kendaraan motor yang digunakan para pelaku.
“Pelaku menggunakan kendaraan motor trail warna hitam dan motor matik warna hijau tanpa plat,” ucap Marwan.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif di balik serangkaian aksi pembusuran yang terjadi di Kabupaten Maros. Yang menarik, para korban tampaknya tidak memiliki musuh atau perselisihan dengan pihak manapun sebelum kejadian.
“Aksi pembusuran yang menimpa korban masih dalam tahap penyelidikan. Karena korban dan saksi tidak mempunyai musuh ataupun lawan di luar,” jelas Marwan.
Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa aksi pembusuran tersebut dilakukan secara acak tanpa motif yang jelas, atau hanya sebagai bentuk teror untuk menimbulkan keresahan di masyarakat.