GROBOGAN, GEMADIKA.com – Di tengah kesibukan kuliah, Neni Anggraeni (19) berhasil menjalankan bisnis kuliner unik yang kini menjadi daya tarik baru di Desa Bandungharjo.

Dengan konsep bakso jamur yang dikemas dalam daun pisang, bisnis yang baru berjalan 5 bulan ini telah mencatatkan omzet mencapai Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.

Warung kontainer “Lek, Lek, Lek Oleh Tumbas A Lek” tempat Neni Anggraeni memasarkan produk bakso jamurnya. Lokasi strategis di depan lapangan desa Bandungharjo sebelah timur balai desa. (Dok. Media Gemadika)

Inovasi Kuliner di Tengah Kesibukan Akademik

Meski masih berstatus mahasiswa aktif, Neni tidak menjadikan hal tersebut sebagai hambatan untuk berwirausaha.

“Untuk karyawan sementara 2, yang 1 pembuatan di rumah yang 1 jualan, soalnya kan saya sambil kuliah jadi gabisa kalau saya jualan sendiri apalagi sampai proses sendiri itu tidak memungkinkan gitu,” jelasnya saat diwawancarai oleh tim Media Gemadika.

Strategi pembagian tugas ini memungkinkan Neni tetap fokus pada studinya sambil mengembangkan bisnisnya. Keputusan untuk mempekerjakan dua orang karyawan terbukti menjadi langkah cerdas yang memungkinkan operasional bisnis tetap berjalan lancar.

Lokasi Strategis dan Pemasaran Digital

Baca juga :  Banyak Warga Masih Bingung Perbedaan Lurah dan Kepala Desa, Ini Penjelasan Lengkap Tugas dan Wewenangnya!

Bakso jamur Neni dapat ditemukan di warung kontainer yang berlokasi strategis.

“Alamat warung nya itu di depan lapangan desa Bandungharjo sebelah timur balai desa Bandungharjo,” ungkap Neni.

Tidak hanya mengandalkan lokasi fisik, Neni juga memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan pemasarannya.

“Untuk sementara ini membuka stand di warung kontainer lalu penjualannya bisa melalui online sekarang, melalui TikTok itu pemasarannya ada juga lewat WhatsApp yang sering pesen-pesen online,” tambahnya.

Pembeda dari Warung Lain

Keunikan produk bakso jamur Neni terletak pada pengemasannya yang menggunakan daun pisang.

“Untuk bahan-bahan nya mudah cuman ya agak ada kendala dalam daun pisang soalnya kan di bentuk-bentuk. Ini juga sebuah produk unggulan saya yang beda dari yang lain,” jelasnya.

Penggunaan daun pisang sebagai kemasan tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan aroma khas yang meningkatkan cita rasa bakso jamur tersebut.

Omzet Mengesankan untuk Bisnis Pemula

Baca juga :  Puan Maharani: Kongres ke-VI PDI Perjuangan Mungkin Mundur dari April, Tapi Tetap Digelar Tahun Ini

Meski baru berjalan 5 bulan, bisnis bakso jamur Neni telah mencatatkan angka penjualan yang mengesankan.

“Untuk omset kalau rame bisa mencapai 1 juta sampai 500rb perhari,” ungkapnya.

Pencapaian ini semakin mengesankan mengingat status Neni sebagai mahasiswa berusia 19 tahun dan bisnis yang masih tergolong baru. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar dari inovasi kuliner yang tepat sasaran.

bakso jamur.

Inspirasi bagi Wirausaha Muda

Kisah sukses Neni Anggraeni menunjukkan bahwa usia dan status sebagai mahasiswa bukanlah hambatan untuk berwirausaha.

Dengan strategi yang tepat, inovasi produk, dan pemanfaatan teknologi digital, bisnis kuliner skala kecil pun dapat berkembang pesat.

Bakso jamur Neni juga menjadi bukti bahwa inovasi tidak selalu harus kompleks. Terkadang kombinasi sederhana antara produk yang sudah dikenal (bakso) dengan bahan alternatif (jamur) dan kemasan unik (daun pisang) sudah cukup untuk menciptakan daya tarik tersendiri di pasar. (Tim Redaksi)