MAROS, GEMADIKA.com – Warga Dusun Cindakko, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Heri (32), seorang warga setempat, harus ditandu sejauh 4 kilometer menuju fasilitas kesehatan terdekat setelah mengalami kecelakaan yang membuatnya tidak bisa bergerak.
Dilansir dari detikSulsel, kejadian bermula pada Minggu (6/4/2025) sore ketika Heri mengalami kecelakaan di sungai yang mengakibatkan kakinya terluka parah. Kepala Desa Bonto Somba, Suparman, menjelaskan kronologi kejadian tersebut kepada awak media.
“Seorang warga waktu mau turun ke sungai, dia (korban) terperosok dan kakinya kena batu tajam. Kakinya tidak bisa digerakkan sama sekali dan harus dibawa ke Puskesmas Tompobulu,” ujar Suparman kepada detikSulsel, Senin (7/4/2025).
Gotong Royong di Tengah Keterbatasan
Dengan kondisi jalan yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki atau sepeda motor, puluhan warga terutama keluarga Heri bergotong royong menandunya menggunakan alat seadanya — sarung yang diikatkan pada sebilah bambu. Mereka berjuang melewati medan yang sulit hingga mencapai lokasi yang bisa diakses oleh kendaraan roda empat.
“Banyak yang tandu kurang lebih 3-4 kilometer, keluarganya (korban) semua, ada puluhan orang. Saya menunggu di jalanan yang bisa dilalui mobil,” tutur Suparman.
Infrastruktur Memprihatinkan
Minimnya akses jalan yang layak di wilayah tersebut bukan cerita baru. Suparman mengungkapkan bahwa dari sekian banyak rumah warga, hanya sebagian kecil yang bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat, itupun dengan kesulitan yang cukup berarti.
“Lumayan berat jalurnya, kalau bukan mobil double cabin 4×4 setengah mati. Kondisinya hanya ada 12 rumah dijangkau, dan kalau rumahnya korban ke sana itu hanya bisa dengan menggunakan motor,” jelasnya.
Kondisi ini tentunya sangat menyulitkan warga, terutama saat terjadi kondisi darurat seperti yang dialami Heri. Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh dalam waktu singkat dengan kendaraan, terpaksa memakan waktu berjam-jam dengan cara ditandu.
Harapan Pada Pemerintah Daerah
Sebagai pemimpin desa, Suparman menyampaikan harapannya agar Pemerintah Kabupaten Maros dapat segera memperhatikan kondisi jalan di wilayahnya. Ia mengusulkan pembangunan jalan beton sepanjang 4 hingga 5 kilometer untuk memudahkan mobilitas warga.
“Kalau dicor jalan itu 4 sampai 5 kilometer, enak sekali. Ini kampung sejarah dan lokasi itu sering warga lewat di sana,” pungkasnya.
Kejadian ini menambah daftar panjang kasus serupa di berbagai daerah terpencil Indonesia, di mana keterbatasan akses infrastruktur dasar masih menjadi tantangan besar dalam pemenuhan hak kesehatan warga.