TORAJA, GEMADIKA.com – Tradisi pemakaman unik di berbagai daerah Indonesia tidak hanya menjadi ritual penghormatan terakhir, tetapi juga telah berkembang menjadi daya tarik wisata budaya yang memikat wisatawan domestik maupun mancanegara. Fenomena wisata spiritual ini membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kedalaman makna filosofis dalam setiap ritual adat yang diwariskan leluhur.
“Hampir seluruh pulau di Indonesia memiliki tradisi pemakaman yang berbeda-beda. Hal ini merujuk pada kepercayaan serta tradisi turun-temurun dari para leluhur yang masih dijaga hingga sekarang,” ungkap Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Rambu Solo: Pesta Pemakaman Megah dari Tana Toraja

Prosesi pemakaman Rambu Solo dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan merupakan salah satu tradisi paling dikenal secara global. Upacara ini dipercaya sebagai ritual penyempurna kematian dan sarana mengantarkan arwah menuju alam ruh yang disebut Puya.
Dikutip dari laman kebudayaan.kemendikbud.go.id, “rambu solo’/aluk rampe matampu’ merupakan rangkaian upacara yang menyangkut kematian dan pemakaman manusia.”
Rangkaian ritual Rambu Solo dapat berlangsung selama 3-7 hari berturut-turut, dengan beberapa tahapan penting:
- Ma’Tudan Mebalun: Pembungkusan jenazah dengan kain kafan oleh ahli
- Ma’Roto: Menghias peti mati dengan ukiran simbolis
- Pemotongan Kerbau: Pengorbanan puluhan hingga ratusan hewan (kerbau dan babi) sesuai strata sosial jenazah
- Arak-arakan Jenazah: Prosesi keliling kampung dengan iringan tarian dan musik tradisional
- Pemakaman: Penempatan jenazah di tebing batu tinggi (Lemo)
“Masyarakat Suku Toraja percaya, jika tradisi Rambu Solo dapat mengantarkan arwah lebih cepat ke Puya atau surga,” jelas sumber dari Kemenparekraf.
Ngaben: Ritual Api Suci dari Pulau Dewata
Ngaben, tradisi pemakaman khas umat Hindu Bali, bertujuan untuk mensucikan roh orang yang telah meninggal. Prosesi ini melibatkan pembuatan lembu kayu sebagai wadah jenazah selama upacara.
Puncak dari ritual Ngaben adalah Ngeseng Sawa (pembakaran jenazah) dimana lembu kayu turut dibakar dengan tujuan “membingungkan” arwah agar tidak kembali ke dunia. Setelah pembakaran, dilanjutkan dengan Nganyut, yaitu penghanyutan abu jenazah ke laut sebagai simbol bersatunya kembali jiwa dengan alam semesta.
Mumifikasi: Pengawetan Jenazah ala Suku Asmat
Tradisi unik dari Tanah Papua oleh Suku Asmat melibatkan proses pengawetan jenazah menyerupai mumi. Proses mumifikasi biasanya dikhususkan bagi tokoh dengan kedudukan tertinggi seperti kepala suku atau panglima perang.
Jenazah diolesi ramuan alami dan diletakkan di atas perapian untuk proses pengasapan perlahan selama beberapa tahun hingga berwarna hitam. Mumi kemudian dipajang di depan rumah adat dan pada acara-acara penting akan didudukkan menghadap ke masyarakat sebagai bentuk penghormatan.
Tiwah: Melepas Arwah ke Alam Tertinggi
Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah menjalankan tradisi Tiwah setelah jenazah dikubur selama beberapa tahun hingga hanya tersisa tulang-belulang. Ritual ini bertujuan mengantarkan roh nenek moyang ke Lewu Tatau (tempat asal ruh) bersama Ranying, dewa tertinggi dalam kepercayaan Dayak.
Prosesi Tiwah dapat berlangsung selama 3 hari hingga sebulan penuh, dimulai dengan pembangunan Sandung Rahung untuk menyimpan tulang, kemudian pengorbanan kerbau dengan cara ditombak sebagai pengantar arwah dalam perjalanan menuju Lewu Tatau.
Mangokal Holi: Memindahkan Tulang Leluhur
Di Pulau Samosir, Sumatera Utara, tradisi Mangokal Holi melibatkan pembongkaran makam keluarga yang telah lama meninggal dan pemindahan tulang-belulang ke dalam sebuah tugu.
“Tradisi Mangokal Holi dipercaya masyarakat Samosir bisa mendekatkan arwah leluhur ke Sang Pencipta,” jelas Kemenparekraf. Ritual ini juga bertujuan menyatukan jasad seluruh anggota keluarga dalam tugu yang indah, dimana keindahan, harga, dan tinggi tugu mencerminkan status sosial marga pemilik makam.
Pelestarian dan Keberlanjutan Tradisi
Upaya pelestarian tradisi pemakaman unik di Indonesia terus dilakukan agar tidak tergerus oleh modernisasi dan pengaruh budaya asing. Generasi muda Indonesia didorong untuk memahami dan menghargai nilai filosofis di balik ritual-ritual ini.
“Dengan memahami makna di balik tradisi pemakaman, para generasi muda Indonesia dapat semakin menghargai keberagaman budaya Indonesia,” tegas sumber dari Kemendikbud.
Pengembangan wisata berbasis tradisi pemakaman juga menjadi bentuk pelestarian sekaligus pendorong ekonomi masyarakat lokal melalui kedatangan wisatawan yang ingin menyaksikan langsung prosesi unik tersebut.