Wagub Sulbar Sambut Aspirasi Warga di Tengah Santap Siang, Jalan Rusak Petani Jadi Prioritas

POLEWALI MANDAR, GEMADIKA.com – Di tengah hiruk pikuk rumah makan di Polewali Mandar, sosok Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Salim S. Mengga, terlihat berbincang serius dengan sekelompok warga, Rabu (16 April 2025).

Momen ini menjadi bukti nyata komitmen pasangan Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga untuk mewujudkan “Sulbar Maju dan Sejahtera” dengan pendekatan langsung ke masyarakat.

Tanpa protokol formal, Salim menyambut hangat kedatangan perwakilan warga Desa Bunga-Bunga, Kecamatan Matakali, yang hendak menyampaikan persoalan krusial di desa mereka. Meski sedang beristirahat dan menikmati hidangan khas Mandar, Wakil Gubernur tidak sungkan mendengarkan keluhan yang dibawa para petani.

“Ini sudah kebiasaan saya. Di sini kita duduk sejajar, tanpa sekat, semua sama,” ujar Salim sambil menikmati hidangan khas Mandar yang tersaji di hadapannya.

Pertemuan impromptu ini mengangkat masalah infrastruktur pertanian yang kritis. Abdul Rauf, Kepala Desa Bunga-Bunga, mengungkapkan kondisi jalan tani sepanjang 1 kilometer yang rusak parah menjadi hambatan serius bagi petani lokal dalam mengangkut hasil panen.

“Kami berharap Pak Wagub bisa membantu perbaikan jalan ini,” kata Abdul Rauf dengan penuh harap.

Menanggapi aspirasi tersebut, Salim tidak memberikan janji kosong, namun berkomitmen untuk menindaklanjuti dengan langkah konkret. “Semua masukan akan kami tampung dan upayakan solusinya,” tegas pasangan Gubernur Suhardi Duka ini.

Pertemuan ini menjadi cerminan gaya kepemimpinan Sulawesi Barat yang mengedepankan keterbukaan dan aksesibilitas. Di tengah jadwal yang padat, pimpinan daerah tetap memprioritaskan komunikasi langsung dengan masyarakat tanpa batasan ruang dan waktu.

Masalah infrastruktur pertanian memang menjadi salah satu fokus pembangunan di Sulawesi Barat, mengingat sebagian besar penduduknya mengandalkan sektor agraris sebagai tumpuan ekonomi. Kerusakan jalan tani tidak hanya menghambat distribusi hasil panen tetapi juga berpotensi mengurangi nilai jual produk pertanian akibat kesulitan akses transportasi. (Antyka)