GEMADIKA.com – Spotify mengumumkan perubahan besar dalam strategi kontennya dengan meluncurkan sistem monetisasi video bagi kreator, berlaku mulai Januari 2025 di empat negara besar. Platform streaming audio ini siap bersaing dengan YouTube.

[TECH NEWS] – Platform streaming audio terkemuka, Spotify, mengambil langkah revolusioner dengan mengumumkan ekspansi serius ke ranah konten video. Berdasarkan laporan The Verge, Kamis (14/10), perusahaan akan menerapkan sistem monetisasi baru yang memungkinkan kreator mendapatkan penghasilan berdasarkan engagement dari pelanggan premium.

Daniel Ek, CEO Spotify, dengan penuh percaya diri menyatakan, “Kami dapat memberikan pengalaman bagi audiens Anda yang lebih unggul daripada platform lain mana pun.”

Baca juga :  Memahami Angka Romawi: Sistem Penomoran Kuno yang Masih Relevan

Inovasi ini akan dimulai pada 2 Januari 2025 di empat negara: Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Kanada. Sebagai nilai tambah bagi pengguna premium, Spotify akan menonaktifkan iklan otomatis dalam video, memberikan pengalaman menonton yang lebih mulus.

Pertumbuhan yang mengesankan terlihat dari data terkini platform ini. Grey Munford, Juru Bicara Spotify, mengungkapkan bahwa “jam konsumsi video telah tumbuh lebih cepat daripada jam konsumsi audio saja dari tahun ke tahun.” Jumlah podcast video di Spotify kini mencapai lebih dari 300.000, meningkat signifikan dari 250.000 pada akhir Juni 2024.

Untuk memfasilitasi sistem monetisasi baru ini, Spotify memperkenalkan hub khusus bernama “Spotify for Creators”. Melalui platform ini, kreator dapat:

  • Mengakses detail pembayaran
  • Memeriksa kelayakan untuk monetisasi video
  • Menggunakan fitur analitik canggih
  • Mengunggah klip video vertikal pendek
Baca juga :  Dispora Kolaborasi Dengan Sakera Sport Gelar Event Tahunan Festpora, Diet Bidik Pemain Usia Dini Persiapkan Porprov 2025 dan Popda 2027

Mengenai skema pembayaran, Gustav Söderström, co-president Spotify, menyatakan bahwa sistem ini akan “berbasis konsumsi dan kompetitif dengan apa yang mereka lakukan saat ini,” mengindikasikan standar pembayaran yang setara dengan platform kompetitor.

Langkah strategis ini bukanlah tanpa preseden. YouTube telah lebih dulu menerapkan sistem serupa, khususnya dalam industri podcast, dengan pembayaran mencapai miliaran dolar per tahun kepada kreatornya melalui pembagian pendapatan iklan. (**)