BANDA ACEH, GEMADIKA.com – Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA) mendesak Bank Aceh Syariah untuk transparan dalam pelaporan dana Corporate Social Responsibility (CSR) tahun 2024. Desakan ini disampaikan melalui surat resmi kedua yang dikirimkan kepada pihak bank, setelah surat pertama Nomor 006/SK/DPP-SAPA/I/2025 tertanggal 13 Januari 2025 tidak mendapat tanggapan.
Ketua SAPA, Fauzan Adami, mengungkapkan keprihatinannya atas sikap bank milik daerah tersebut. “Kami sudah mengirimkan surat kedua kepada Bank Aceh Syariah untuk meminta laporan CSR tahun 2024. Namun, hingga saat ini, data tersebut belum juga diberikan. Jika memang dana CSR disalurkan dengan benar dan tidak ‘dimanfaatkan’ untuk kepentingan keluarga atau kelompok tertentu, mengapa harus takut membuka data ini? Ada apa sebenarnya?” tegasnya saat ditemui Selasa (4/2/2025).
Fauzan menekankan bahwa Bank Aceh Syariah bukan perusahaan warisan, melainkan aset milik rakyat Aceh. “Bank Aceh Syariah ini bukan milik warisan, tetapi saham rakyat Aceh. Maka, wajar jika masyarakat mempertanyakan ke mana saja dana CSR disalurkan. Jika benar digunakan untuk rakyat, tidak ada alasan untuk dirahasiakan,” ujarnya.
SAPA juga mengkritisi dampak dari kurangnya transparansi ini terhadap kepercayaan publik. “Puluhan miliar dana CSR dari bank-bank konvensional hilang ketika mereka hengkang dari Aceh akibat regulasi syariat. Jika Bank Syariah yang ada saat ini justru tidak lebih baik dalam hal transparansi, lalu apa bedanya? Jika bank daerah saja hanya berlabel syariah tanpa mengedepankan keterbukaan, ini adalah bentuk pengkhianatan,” tegas Fauzan.
Menurutnya, dana CSR yang besarnya sekitar 2 persen dari keuntungan seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat.
“Dana CSR bukan hanya angka di atas kertas, tapi harus menjadi solusi nyata bagi masyarakat yang membutuhkan,” katanya.
“Seharusnya tidak perlu kami kirim surat kedua. Semoga pihak pengelola Bank Aceh Syariah segera insaf dan tidak ada yang ditutup-tutupi,” pungkasnya. (Rahmat P Ritonga)