GEMADIKA.com – Ketika mendengar kata samurai, kebanyakan orang mungkin akan merujuk pada “pedangsamurai. Namun, tahukah kamu bahwa samurai Jepang tidak hanya soal pedang, atau busur panah, dan sejenisnya, karena sebenarnya samurai adalah prajurit Jepang pra modern yang menjalani hidup sesuai kode etik bushido.

Sejarah Istilah Samurai Jepang

Istilah samurai dikenal juga dengan bushi, yaitu kelas prajurit Jepang yang melakukan dinas militer dari periode abad ke-10 sampai abad ke-19. Para samurai merupakan kelas prajurit dengan kasta sosial tertinggi pada Periode Edo (1603-1867) hingga Restorasi Meiji tahun 1868. Tidak hanya pedang sebagai senjata utama, samurai kerap menggunakan berbagai macam senjata perang, seperti busur, panah, tombak, dan senjata api. Salah satu senjata pedang tertuanya bernama Kogarasumaru yang konon berasal dari abad ke-8.

Baca juga :  Polemik Kepemilikan Tanah PT KAI, Menteri Nusron Bakal Temui Sultan Yogyakarta

Bangkitnya Samurai & Periode Kamakura
Awal bangkitnya samurai Jepang tak dapat dipisahkan dengan peristiwa Minamoto Yoritomo yang dibawa ke sebuah pengasingan. Kemudian ia mendirikan sebuah pusat pemerintahan di Kamakura. Keshogunan Kamakura dikenal sebagai tempat kediktatoran militer yang berjalan turun-temurun, yang pada akhirnya berhasil mengalihkan kekuatan politik nyata di Jepang ke tangan samurai.

Otoritas Minamoto Yoritomo menetapkan dan mengesahkan status istimewa samurai. Sehingga pada masa itu, tidak ada yang bisa menyebut dirinya sebagai seorang samurai tanpa izin dari Minamoto Yoritomo.

Romantisasi Budaya Samurai Jepang

Sejak abad ke-18, tanpa disadari budaya samurai mungkin telah diromantisasi secara berlebih oleh masyarakat Jepang. Selain dikenal dengan jalan hidup sebagai pejuang yang memiliki disiplin diri dan perilaku etis, samurai Jepang juga dikenal sebagai kasta ksatria dan kehormatan, juga sebagai lambang keberanian dan kesetiaan pada tuannya (pemerintah) di atas kehidupan itu sendiri.

Baca juga :  Presiden Prabowo Berpidato di KTT D-8: Kemlu RI Klarifikasi Isu Delegasi yang Keluar Ruangan

Sepanjang berlangsungnya Periode Muromachi tahun 1338-1573, banyak samurai Jepang yang tertarik pada ajaran Buddhisme Zen. Ada banyak budaya dan seni unik yang dicetuskan oleh para samurai pada periode tersebut dan masih eksis hingga sekarang, seperti upacara minum teh dan merangkai bunga. Tak jarang pula masyarakat memberikan eksistensi pada para samurai sebagai guru moral dan penasehat penting dalam kehidupan bermasyarakat. (Reza Ori)