GROBOGAN, GEMADIKA.com – Di tengah gempuran modernisasi, Bapak Sutono tetap teguh menjalani profesinya sebagai penarik andong sejak tahun 1981.
Di usianya yang saat ini 72 tahun, ia masih setia mengandalkan andong sebagai mata pencahariannya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Tinggal di Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Bapak Sutono mengandalkan dua ekor kuda yang ia rawat dengan penuh perhatian. Menurutnya, memiliki dua kuda penting agar dapat digunakan secara bergantian sehingga tetap fit untuk menarik andong setiap hari.

Dedikasi dalam Merawat Kuda dan Profesi

Untuk menjaga kesehatan kudanya, Bapak Sutono selalu memastikan makanan mereka tetap berkualitas. Ia memberikan rumput segar setiap hari serta menambahkan dedak sebagai campuran untuk memastikan nutrisi yang cukup. Baginya, kesehatan kuda adalah kunci kelancaran pekerjaannya.
Dalam kesehariannya, jarak tempuh andong yang dikendarai Bapak Sutono bisa mencapai Demak hingga kawasan wisata Jembatan Glapan. Selain itu, ia juga sering menerima pesanan khusus seperti acara hajatan dan iring-iringan khitanan.

Baca juga :  Budidaya Ternak Sapi di Desa Tambirejo Dusun sangge: Tradisi yang Terus Berkembang

Berkah Kesabaran dan Rasa Syukur

Pengalaman panjangnya sebagai penarik andong mengajarkan banyak hal, terutama tentang kesabaran dan rasa syukur. Meski usianya tak lagi muda, semangat Bapak Sutono untuk mencari rezeki tak pernah surut. Baginya, bekerja dengan tulus dan bersyukur atas apa yang dimiliki adalah kunci kebahagiaan.
“Saya bersyukur masih bisa bekerja dan memberikan manfaat bagi keluarga. Selama masih kuat, saya akan terus menarik andong,” ujarnya dengan penuh semangat.

Baca juga :  Marhaban Ya Ramadhan Relawan Sigab Purwodadi Grobogan Berbagi Takjil, Tebar Kebahagiaan di Bulan Suci

Di era kendaraan modern yang semakin mendominasi, profesi penarik andong mungkin tak lagi sepopuler dulu. Namun, dedikasi Bapak Sutono menjadi bukti bahwa kegigihan dan ketulusan dalam bekerja mampu mengalahkan segala tantangan zaman.