GEMADIKA.comWayang Kulit adalah pertunjukkan yang menarik perhatian penonton dengan alur cerita memukau yang dieksekusi dengan mahir oleh dalang. Wayang terbuat dari kulit kerbau dan dirancang dengan rumit, hingga ke detail kostum dan warna yang paling kecil, untuk membantu penonton membedakan antara karakter yang berbeda.

Dalam pertunjukannya, dalang akan menceritakan kisah raja, putri, raksasa, dan ksatria, menggunakan gerakan tangan cekatan dan narasi. Sementara itu, dalam pertunjukan tradisional menggunakan kain katun dan lampu minyak untuk menciptakan permainan cahaya, bola lampu listrik atau sumber cahaya lain digunakan saat ini.

Sejarah Wayang

Istilah pewayangan, berasal dari kata Indonesia untuk “bayangan”. Wayang kulit dengan menggunakan figur yang terbuat dari kulit kerbau, dianggap sebagai bentuk wayang tertua yang berdiri sendiri, referensi paling awal untuk wayang jenis itu berasal dari tahun 800-an. Namun, sebenarnya banyak versi terkait sejarah wayang dan bagaimana wayang pertama kali menjadi tradisi pertunjukan di Indonesia.

Mengutip laman Education Asian Art, seorang pujangga istana pada masa pemerintahan Raja Airlangga (1035-1049) menulis: “Ada orang yang menangis, sedih, dan terharu melihat wayang, padahal mereka tahu bahwa itu hanyalah potongan-potongan kulit yang diukir yang dimanipulasi dan dibuat untuk berbicara. Orang-orang ini seperti laki-laki yang haus akan kesenangan indrawi, hidup dalam dunia ilusi; mereka tidak menyadari halusinasi ajaib yang mereka lihat tidak nyata.”

Baca juga :  RESMI: Shin Tae-yong Dipecat! PSSI Ungkap 3 Alasan Krusial Pemecatan Pelatih Timnas Indonesia

Perkembangan seni ini secara luas terjadi selama periode Hindu-Buddha, terutama antara 800 dan 1500. Menurut mitos, seorang pangeran bernama Aji Saka membawa aspek budaya India ke Jawa. Ritual panjang pembukaan pertunjukan wayang untuk merayakan kedatangannya di pulau itu. Aji Saka datang dengan membawa hanacaraka, abjad Jawa Sansekerta, yang kemudian dia bagi menjadi empat, menyebar seperempat ke masing-masing dari empat arah dan dengan demikian mentransmisikan melek huruf dan kemakmuran ke seluruh negeri.

Bahasa puitis yang digunakan oleh dalang dalam lagu dan narasi wayang sudah dicampur dengan kata-kata berbasis Sansekerta. Sementara itu, orang Bali (yang tetap Hindu) percaya wayang diperkenalkan oleh pengungsi dari Majapahit, kerajaan Hindu-Budha terakhir di Jawa, ketika jatuh sekitar tahun 1520.

Baca juga :  Program Makanan Bergizi di Cirebon Tertunda: BGN Minta Penyempurnaan Layout Dapur Yayasan Miftahul Ulum

Sedangkan di Jawa, dalang mengatakan seni itu ditemukan oleh wali, sembilan orang suci yang masuk Islam dan berasal dari Jawa. Salah satu cerita yang dituturkan dalang Sunda adalah Sunan Gunung Jati, seorang wali Cirebon, sedang berbincang dengan wali lain, Sunan Kalijaga, tentang bagaimana menarik orang untuk masuk Islam.

Sunan Gunung Jati menggambar sosok wayang di tanah dengan tongkat. Kalijaga mengerti dan menciptakan wayang kulit pertama. Dia mempersembahkan penampilan pertamanya di masjid setempat, dan untuk masuk, penonton harus membaca syahadat.

Meskipun wayang mencakup cerita tradisional Jawa dan unsur-unsur Hindu, kebanyakan dalang adalah seorang Muslim. Dalang kontemporer menganggap diri mereka sebagai keturunan literal atau spiritual para wali. Itulah sejarah singkat Wayang yang perlu kamu tahu. (Reza Ori)