YOGYAKARTA, GEMADIKA.com – Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan dengan semburan awan panas guguran secara beruntun mulai Rabu hingga Kamis, 18-19 September 2024.
Berdasarkan catatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, gunung api ini telah mengalami lima kali semburan awan panas dalam periode dua hari tersebut.
Dikutip dari website tempo.co, pada hari Rabu Gunung Merapi menyemburkan awan panas guguran sebanyak tiga kali pada pukul 09.05 WIB, 14.52 WIB, dan 22.46 WIB.
Jarak luncuran awan panas terjauh mencapai 1.400 meter ke arah barat daya, menuju Kali Bebeng. Kejadian ini diikuti dengan dua semburan tambahkan, Kamis (19/09/2024) pagi, pukul 01.40 WIB dan 06.45 WIB, dengan jarak luncuran terjauh 1.350 meter.
Agus Budi Santoso, Kepala BPPTKG Yogyakarta, mengungkapkan bahwa peristiwa luncuran awan panas ini adalah yang paling intens dalam bulan September. “Status Gunung Merapi masih di level III atau Siaga,” ujar Agus pada Kamis.
BPPTKG juga melaporkan bahwa selama periode semburan awan panas, kondisi cuaca sekitar Merapi bervariasi dari cerah, mendung, hingga berawan. Pada hari Rabu, gunung ini juga teramati mengeluarkan 84 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.700 meter.
“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung, yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di daerah potensi bahaya,” tambah Agus.
Potensi bahaya saat ini meliputi guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, termasuk Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Pada sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh 5 kilometer. Lontaran material vulkanik, jika terjadi letusan eksplosif, dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
BPPTKG Yogyakarta terus memantau aktivitas Gunung Merapi dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya yang ada.